HTML
mgid.com, 766271, DIRECT, d4c29acad76ce94f mgid.com, 766271, DIRECT, d4c29acad76ce94f

Wartawan tergabung KJJT agar tangkap oknum menodong pada wartawan.

Surabaya, postangerang.com

Diduga anggota TNI kesatuan Pomal mengacam wartawan saat mendekat pada tengki yang berisi minyak, senin (12/06).

Bahkan dengan kabar, bahwa anggota Pomal ini langsung menodong pistol pada wartawan.

Organisasi KJJT minta pada aparat polisi agar tangkap Oknum TNI yang melakukan todong pistol terhadap wartawan.

Hal ini sudah melanggar aturan aparat TNI sengajah menakut-nakuti lawannya dengan mengunakan piltol.

“Kami tergolong dan gabungan dari partisipasi dari teman-teman Jurnalis, agar aparat yang memakai baju preman lalu menodong pada wartawan di tangkap”, katanya Masrizal (45)

Menurut Masrizal, bahwa Kasus dugaan penodongan senjata, pada Kamis, 11 Mei 2023 lalu, sempat menggemparkan di jagat profesi jurnalis/wartawan.

Mengacam, dilakukan oleh seseorang yang mengaku sebagai anggota TNI, terhadap wartawan ditangani Satuan Polisi Militer Angkatan Laut (POMAL) Surabaya.

Pernyataan ini langsung disampaikan Ketua Umum Komunitas Jurnalis Jawa Timur (KJJT), yang sempat melakukan pendampingan terhadap korban untuk melaporkan secara resmi.

Setelah mendengar jika pelakunya adalah oknum dari Satuan Anggota TNI AL berpangkat Pelda berinisial T.

“Korban pada saat itu, kita dampingi untuk melapor secara resmi di POMAL Surabaya. Ada dua oknum TNI AL yang diduga terlibat di dalam kasus penodongan senjata terhadap warga sipil di tempat penyimpanan Bahan Bakar Minyak (BBM) di wilayah Trosobo Sidoarjo,” Kata Ade.S Maulana dalam press release nya (11/06/2022).

Ade juga mempertanyakan, oknum tersebut kabarnya, bertugas sebagai keamanan di tempat penyimpanan bahan bakar minyak milik PT Indo Waru Forsa.

Lebih lanjut Ade, yang bersangkutan diperintahkan oleh siapa dan adakah surat perintah dari komandan satuan untuk mengamankan tempat penyimpanan bahan bakar minyak yang santernya pernah digrebek pihak kepolisian.

“Hingga menunjukan dan menenteng senjata dengan cara menakuti warga sipil yakni seorang yang berprofesi wartawan.

Padahal wartawan itu sedang melakukan peliputan di wilayah pergudangan BBM yang diduga ilegal di Sidoarjo.

Malah mendapat perlakuan keji dihadapan orang banyak, apakah ditempat itu termasuk darurat militer,” tanya Ade. dikutip Putrabhayangkara.com.

Senada pertanyaan yang disampaikan Ade, dirinya pun mengucapkan terimakasih kepada pihak POMAL yang sudah melayani kami dengan baik.

Selain itu kepada rekan jurnalis di seluruh Indonesia KJJT mengucapkan terimakasih atas suport dan solidaritasnya untuk mempertanyakan kelanjutan kasus tersebut.

“KJJT tetap eksis jika bicara kepedulian sesama profesi, Untuk korban (Hamdani) meskipun sempat berkeluh kesah jika dirinya mendapat teror dari orang tak dikenal usai melaporkan resmi di POMAL Surabaya.

“Rumah orang tua, rekan kita (Hamdani) yang telah menjadi korban di Gresik, sempat didatangi seseorang dan mencari korban.” Terangnya.

Masih kata Ade, mendapat aduan itu, langsung berkoordinasi salah satu perwira POMAL jika ada yang berusaha mencari korban ke rumah orang tuanya. Kejadian itu membuat orang tua korban was-was dan ketakutan.

Oleh karena itu, atas kejadian kasus ini, Ade meminta kepada Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Laksamana TNI H. Yudo Margono.

Untuk segera menindak tegas dan terukur kepada oknum tersebut, agar tidak menjadi cerita buruk dari masyarakat.

Karena menurut Ade wartawan juga bagian dari masyarakat yang memang kebetulan korban berprofesi sebagai wartawan.

“Sekali lagi memohon kepada Panglima TNI, untuk segera memproses anggotnya yang terlibat dan sengaja menyakiti hati rakyat.

Oknum tersebut diduga dengan sengaja melindungi tempat penyimpanan BBM yang disinyalir ilegal, hingga melakukan tindakan tidak terpuji serta menakut-nakuti dengan senjata,” pinta Ketua Umum itu kepada Panglima TNI.

haris / deni / posinter

[otw_is sidebar=otw-sidebar-7]

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses