HTML
mgid.com, 766271, DIRECT, d4c29acad76ce94f mgid.com, 766271, DIRECT, d4c29acad76ce94f

PEMBIARAN TAHANAN SAKIT TIDAK DI OBATI. KONFIRASI LAPAS KEJAKSAAN SUPAYA ALVIN LIM MATI TANPA PERAWATAN.

Jakarta, posinternasional.com

Mantan Mentri Dahlan Iskan soroti pemerintah terhadap penanganan Pengacara Alvin Lim yang sedang sakit parah di dalam Lapas, sabtu (25/03).

Dahlan Iskan sebut Alvin Lim sebagai Pengacara paling berani menghajar oknum kepolisian dan kejaksaan berhasil menunjukkan kebenaran dari perjuangannya.

Selain berhasil membuat Kepolisian dan pemerintah gerah dengan lepasnya Hendri Surya yang kasus dan modus korup lepasnya Henri Surya di bongkar oleh Alvin Lim.

Kembal tim Lawyer LQ Indonesia Lawfirm berhasil membongkar keberadaan Natalia Rusli dan memberikan info bak detective, letak Natalia Rusli yang kabarnya DPO dan tidak dapat ditemukan Polres Jakarta Barat, melalui foto Natalia Rusli beserta lokasi dan dengan siapa.

Sehingga membuat Natalia Rusli gerah dan akhirnya Selasa 22 Maret di tangkap Polres Jakarta Barat.

Natalia Rusli adalah sosok di balik fitnah dan upaya kriminalisasi terhadap Alvin Lim agar ditutup mulutnya yang vokal dan berani.

Walau di penjara Alvin Lim ingin memberi contoh sebagai warga negara yang baik dan taat hukum walau beliau tidak setuju vonis pengadilan. “

Dengan ikhlas, beliau jalankan masa tahanan, walau sebelumnya pihak lawan menyebarkan isu Alvin Lim melarikan diri ke Singapore.

Alvin Lim kesataria dan tidak takut di penjara. Matipun tidak takut.” Ujar Advokat Bambang Hartono, SH, MH Kadiv Humas LQ Indonesia Lawfirm.

Namun pihak musuh dan oknum Intelijen tidak berhenti walau Alvin Lim di penjara. Diam-diam dilancarkan modus agar Alvin Lim mati perlahan di Lapas.

“Suami saya terkena gagal ginjal Kronis stadium 5, gagal jantung, dan paru-paru berisi air. Sesak nafas, muntah-muntah tiap hari, dan terakhir ini sering kehilangan kesadaran dan pingsan, serta kaki kram tidak bisa digerakkan.

Dokter perintahkan untuk cuci darah, Hemodialysis. Lapas sudah jalankan tugasnya dan membawa Alvin Lim ke RSCM berulang kali.

Namun, RSCM ini mempersulit dalam Alvin Lim memperoleh rawat inap karena untuk cuci darah harus di pasang selang ke jantung agar darah bisa di cuci ke mesin.

Sudah harus cuci darah seminggu 2-3 kali.” Ujar Phioruci, istri Alvin Lim.

“Aneh nya berminggu-minggu proses untuk mendapatkan rawat inap tidak juga diberikan oleh RSCM. Jumat ketemu Dokter bedah Vaskuler, Dr Tedja, disuruh segera operasi pasang selang.

Namun, dokter bedah tidak bisa memberikan rujukan rawat inap dan harus ketemu Dokter Pringgo ahli ginjal untuk rujukan.

Senin ketemu Dr Pringgo dan kluarlah rujukan rawat inap, dan di minta daftar untuk rawat inap. Kami datang ke admissions dan di bilang kamar di RSCM Kencana baik regular maupun VIP penuh semua.

Lalu diberikan nomer antrian 11, Senin 20 Maret. Selasa dan rabu, Phoruci berusaha menghubungi RSCM menanyakan availability kamar tidak di balas.

Akhirnya kamis 23 Maret, Phioruci mendatangi RSCM dan diinfokan bagian administration bahwa belum ada satupun pasien rawat inap yang kluar selama 3 hari terakhir.

Karena tidak percaya, Phioruci ke lantai 7 dan menanyakan ke perawat rawat inap, diketahui bahwa hari Kamis itu aja, ada 2-3 orang pasien baru masuk kamar.

Mengetahui di bohongi, Phioruci meminta agar ketemu dengan Manajer RSCM. Dan setelah berbicara di cek kembali urutan Alvin Lim, dan di informasikan hari Kamis 23 Maret.

Nomer antrian malah jadi nomer 15. Manajer RSCM berjanji akan membereskan masalah itu karena Kamis cuti bersama.” Jelas Advokat Bambang Hartono, SH, MH

“Namun anehnya, jumat tanggal 24 Maret 2023 Lapas di hubungi RSCM dan di minta kembali mengulangi proses rujukan dan kembali menemui konsul Dr Tedja.

Dan menemui dokter lainnya, dokter paru, dokter anesthesia.

Padahal ketemu dokter Tedja sudah sampai 3x dan setiap ketemu selalu sama WAJIB segera pasang selang dialysis.

Setiap ketemu bayar 700rb, ini disuruh ketemu lagi. Baru ambil antrian rawat inap baru. Jelas ini dipersulit.” Ujar Advokat Bambang

“Logikanya dimana senin nomer antrian 11, kamis jadi nomer antrian 15? Dimana-mana antrian selalu menurun dengan berjalannya waktu, bukan nambah.

Jika nambah maka minggu depan antrian no 20 dan bulan depan antrian no 50 maka seumur hidup juga tidak akan dapat kamar rawat Inap.

Masa RSCM kencana dengan tarif 2.250.000 Kamar VIP, super vip dan president suit semua penuh. Tidak masuk akal.

Info yang kami peroleh dari Pak Takala, ada orang Intel suruhan Jamintel, agar Alvin Lim dipersulit. Tujuan misinya agar ayah saya mati di penjara karena penyakit.

Saya sebagai anaknya tidak rela perjuangan ayah saya bagi negara ini dibalas dengan pembunugan ayah saya dan pelanggaran HAM berat.

Ayah saya pejuang dan pahlawan bukan hanya bagi korban investasi bodong tapi juga bagi kluarga dan bagi saya.

Pemerintah harus periksa Jamintel dan minta keterangan Pak Takala yang katanya mendapatkan informasi dari kepala RSCM ada perintah Kejaksaan untuk persulit Alvin Lim.

Usut tuntas hal ini, Pemerintah tidak boleh jadi agen membunuh advokat yang notabenen adalah aparat penegak hukum.

Parahnya Kejaksaan terus menekan Mabes Polri, yang terus menganggu pikiran Ayah saya dengan paksaan pemeriksaan BAP terhadap 185 Laporan Polisi padahal penyidik tahu Alvin Lim sakit kritis.

Tapi gangguan dengan datangnya dan intimidasi pemaksaan BAP di Lapas untuk merusak pikiran dan memberikan gangguan mental terhadap Ayah saya.

Polisi punya otak tidak, sudah dikasih bukti rekam medis dan hasil lab bahwa ayah saya sakit. Masih terus menanyakan dan memaksakan kapan ayah saya sembuh dan bisa di periksa.

Penyidik sekolah tidak yah? Yang menentukan kapan ayah saya bisa sembuh Tuhan harusnya tanya ke Tuhan kapan ayah saya bisa sembuh dari Gagal ginjal Kronis.

Gagal jantung, bukan memaksakan ayah saya agar diperiksa dalam kondisi kritis.

Saya tegaskan dalam hal ini Mabes dan Kejaksaan menjadi alat untuk membunuh dan menyiksa advokat yang dalam kondisi kritis.

Sangat kejam, memalukan dan menjijikan. Tidak mampu melawan ayah saya “one to one”, main keroyokan, mengunakan alat negara untuk membunuh ayah saya.

Saya tidak rela, saya akan melawan, silahkan penjarakan saya. Saya rela ikut mati demi ayah saya.” Ujar Kate Victoria Lim dengan mata berkaca-kaca.

arfaiz / posinter

[otw_is sidebar=otw-sidebar-7]

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses